Selasa, 08 Juli 2014

PELEPAS DAHAGA




PELEPAS DAHAGA


Empat puluh dua tahun sudah aku menghirup kebebasan di dunia ini. Namaku NADI TARMAN.Dengan tubuhku yang tidak sekuat dulu lagi aku memperbaiki genting di atas rumahku. Rasanya letih, seturunnya aku dari atas, ku teguk segelas air dingin yang telah disiapkan istriku.

Di desaku tercinta tempatku lahir, tumbuh remaja, bermain hingga aku setua ini dan memiliki anak telah mengalami banyak perubahan Lampu bersinar terang pada malam hari, tehnologi telah dirasakan seluruh kampung seperti televisi, telepon rumah, hand phone, pendingin ruangan hingga alat transportasi yang dapat membantu warga beraktivitas dengan mudah di kehidupan yang semakin maju ini.

Aku bahagia memandang sejauh mata, seluruh warga desaku tidak lagi terbelakang dalam hal apapun terutama pendidikan dan kesehatan. Aku selalu menceritakan kepada ketiga anakku tentang perjuanganku memperoleh pendidikan. Sungguh sulitnya aku kecil mendapatkan fasilitas semua ini.

 Warga desaku dahulu sangat memegang teguh adat dan aturan yang ada diantaranya adalah tidak menerima semua perubahan yang ada seperti warga desa tidak diperbolehkan menerima aliran listrik oleh sesepuh adat apalagi memperoleh barang- barang hasil tehnologi. Kampungku sungguh aneh dan membuatku muak mentaatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar