PELEPAS DAHAGA
Empat
puluh dua tahun sudah aku menghirup kebebasan di dunia ini. Namaku NADI
TARMAN.Dengan tubuhku yang tidak sekuat dulu lagi aku memperbaiki genting di
atas rumahku. Rasanya letih, seturunnya aku dari atas, ku teguk segelas air
dingin yang telah disiapkan istriku.
Di
desaku tercinta tempatku lahir, tumbuh remaja, bermain hingga aku setua ini dan
memiliki anak telah mengalami banyak perubahan Lampu bersinar terang pada malam
hari, tehnologi telah dirasakan seluruh kampung seperti televisi, telepon
rumah, hand phone, pendingin ruangan hingga alat transportasi yang dapat
membantu warga beraktivitas dengan mudah di kehidupan yang semakin maju ini.
Aku
bahagia memandang sejauh mata, seluruh warga desaku tidak lagi terbelakang
dalam hal apapun terutama pendidikan dan kesehatan. Aku selalu menceritakan
kepada ketiga anakku tentang perjuanganku memperoleh pendidikan. Sungguh
sulitnya aku kecil mendapatkan fasilitas semua ini.
Warga desaku dahulu sangat memegang teguh adat
dan aturan yang ada diantaranya adalah tidak menerima semua perubahan yang ada
seperti warga desa tidak diperbolehkan menerima aliran listrik oleh sesepuh
adat apalagi memperoleh barang- barang hasil tehnologi. Kampungku sungguh aneh
dan membuatku muak mentaatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar