PENYESALAN
Pada
hari minggu pagi setelah subuh bersama teman- teman, Aku bersepeda untuk tujuan
jalan- jalan dan menyehatkan badan. Dengan suasan yang sunyi senyap kami
berenam saling beradu cepat sampai di kecamatan agar bermain bola tidak terlalu
siang ketika matahari masih terbenam belum menampakkan kecintaannya terhadap
bumi ini.
Teman- temanku dari sekolah dekat kecamatan
pasti telah menunggu kami disana. Hal ini menjadi kebiasaan kita hamper 3
bulan. Persahabatan kami makin erat dan pengetahuan kami semakin luas dengan
bertukat pikiran. Sesampainya disana kami bermain bola hingga pukul tujuh pagi
kemudian kami sarapan pagi di warung surabi dekat lapangan.
Nikmat bangat rasanya sambal oncom dan teh anget pas banget dengan kami
yang kelelahan seusai bermain sepak bola. Kamipun beristirahat di warung
tersebut. Yang mengherankan kami, penjual surabi seenak itu adalah laki- laki,
kami biasa memanggilnya bang Gepeng. Ya benar badannya sangat kurus dan tinggi,
temanku Roni mengatakannya kutilang, kurus, tinggi dan langseng.he…he..he
maksudnya langsing.
Pada awalnya kami semua berduabelas tidak mengenal Bang Gepeng ini tapi
setelah beberapa bulan setiap minggu kami sering membeli surabinya lama- lama
kami menjadi akrab. Bang Gepeng Berumur paruh baya kira- kira 35 tahun ke atas.
Katanya belum berkeluarga karena dia tidak percaya diri. Seringnya kita bertemu
semakin banyak ilmu yang kami dapat darinya. Ia sering menceritakan hikayat,
fabel bahkan cerita tentang kehidupannya yang menyedihkan dan mengenaskan. Ia
selalu menyesali jalan hidup yang telah ia pilih itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar